WORLD HERITAGE UNESCO
Keunikan Jorong Padang Ranah dan Jorong Tanah Bato di Nagari Sijunjung dengan tradisi matrilinial Minangkabau yang masih terjaga menjadi alasan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mendaftarkan kawasan ini ke World Heritage Unesco sejak 2014 dan masuk daftar tentatif tahun ini.
Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Padang Nurmatias (kini Kepala Balai Pelesarian Cagar Budaya Batusangkar) yang memimpin tim pemilihan lokasi 2015 mengatakan, telah berkeliling ke nagari-nagari tradisional Minangkabau untuk menentukan pilihan sebelum akhirnya tercengang di tempat ini.
“Awalnya saya survei di banyak lokasi rumah gadang sebagai lambang matrilinial di Minangkabau untuk didaftarkan sebagai warisan dunia ke UNESCO, tetapi banyak yang tidak memenuhi syarat,” katanya.
Menurutnya tim sudah melakukan survei di kawasan rumah gadang di Agam, Sungai Landai, Ampek Angkek Canduang, Sumpu, Sungayang, Sumanik, Balimbiang, dan Nagari Seribu Rumah Gadang di Solok Selatan.
“Namun tidak ada yang sesuai, rumah gadangnya ada, tetapi tidak ada yang menunggu, atau rumah gadangnya sudah bergeser ke belakang dan di depan rumah dibangun rumah baru,” kata Nurmatias.
Pewaris Kerajaan Pagaruyung Rauda Thaib membawa Nurmatias dan tim surveinya ke Padang Ranah dan Tanah Bato di Sijunjung pada 2013. Rauda Thaib sebagai ketua Bundo Kandung Sumatera Barat telah lama membina Bundo Kandung di Padang Ranah dan Tanah Bato.
“Kami sore-sore sampai di Padang Ranah dan terkejut menemukan perkampungan yang masih asli itu lengkap dengan semua elemennya, ada hutannya dan matrilinil di sana masih bekerja, rumah gadang tetap berada di depan, tidak ada yang membangun di depan rumah gadang, selalu di belakangnya,” kata Nurmatias.
Aktivitas matrilineal di tempat itu menurutnya juga masih bekerja, perempuan sangat aktif dalam setiap kegiatan adat.
“Setiap Jumat, para mamak makan di rumah gadangnya untuk mengetahui bagaimana kondisi rumah gadangnya, bila ada yang rusak mereka perbaiki bersama, karena itu kami sepakat mengusulkan kawasan ini menjadi kawasan adat warisan dunia ke Unesko, dan pada 30 Januari 2015 Nagari Sijunjung masuk dalam Tentative List World Heritage Cultural Unesco atau masuk dalam daftar tunggu,” kata Nurmatias. (Febrianti/ JurnalisTravel.com)
Tulisan dan foto-foto ini adalah hak milik JurnalisTravel.com dan dilarang mengambil atau menyalin-tempel di situs lainnya atau keperluan publikasi cetak di media lain tanpa izin. Jika Anda berminat pada tulisan dan foto bisa menghubungi redaksi@jurnalistravel.com untuk keterangan lebih lanjut. Kami sangat berterima kasih jika Anda menyukai tulisan dan foto untuk diketahui orang lain dengan menyebarkan tautan (link) ke situs ini. Kutipan paling banyak dua paragraf untuk pengantar tautan kami perbolehkan. (REDAKSI)