SURYA dan Shanty segera meninggalkan kami yang berjalan sepanjang pantai berpasir putih itu. Mereka langsung masuk ke laut yang hijau bening. Ternyata keduanya sudah siap dengan pakaian untuk berenang dan sandal jepit.
Mereka segera menceburkan diri dan tidur di atas air. Wuih, bikin iri. Saya mengabadikan momentum itu. Mengapung di atas air laut yang bening, meski di tempat dangkal, sungguh terlihat sangat menyenangkan.
Usai menikmati tidur di atas air yang berombak sangat tenang itu, Surya dan Shanty memperlihatkan gerakan ala gadis sampo. Rambut panjang dibasahi, kemudian dilemparkan dengan menyentakkan kepala ke belakang. Air dari rambut berderai melingkar meinggalkan kepala.
Itulah kenangan di Pantai Jati, objek wisata paling dekat dan gampang dijangkau di Kepulauan Mentawai. Kita cukup berjalan kaki tak sampai 1 km dari Dermaga Tuapejat, ibukota Kepulauan Mentawai.
Dari Padang ke Tuapejat bisa dijangkau dengan naik kapal cepat Mentawai Fast untuk perjalanan 4 jam. Jadwal kapal tiga kali dalam seminggu: Senin, Rabu, dan Jumat setiap pukul 7.00 WIB dari Muara Padang, Kota Padang.
Dari Dermaga Tuapejat ke Pantai Jati kita bisa berjalan kaki di jalan dengan deretan rumah penduduk, toko, dan hotel di pinggir pantai. Bisa juga pilihan lain langsung melewati pantai yang terlihat di sela rumah penduduk.
Pantai Jati berombak sangat tenang dengan pasir putih dan air yang bening. Air di pantai ini tenang karena dilindungi tiga pulau cukup besar. Pulau terdekat adalah Awera atau dalam bahasa Mentawai Pulau Putotogat. Jarak ujung pulau ke Pantai Jati tak sampai 1 km.
Dua pulau lain adalah Pulau Simakakang di tengah paling kecil dan Pulau Siburu atau Pulau Panjang. Di Pulau Awera terdapat Resort Awera dan di Pulau Simakakang berdiri Resort Aloita. Kedua resort sering menerima tamu surfer asing.
Ketika kami berkunjung ke Pantai Jati, langit sedang tidak cerah. Tidak terlihat birunya langit, padahal biasanya langit yang biru akan membuat Pantai Jati sungguh menakjubkan. Yang menambah daya tarik lain pantai ini adalah keramahan penduduknya. Di sana Anda akan merasa bermain di belakang rumah sendiri.
Ketika ke Pantai Jati, kami sempat melihat penduduk sedang mengambil ikan di jaring yang mereka tangkap untuk sambal makan malam. Seorang laki-laki baru pulang dari ladangnya di salah satu pulau dengan sampan. Dua anak gadisnya yang cantik datang membantu sang ayah tanpa sungkan. Seorang perempuan menyeret perahunya pulang ke rumah menyusuri laut yang dangkal.
Pantai Jati sungguh menawan. (Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)
CATATAN: Tulisan dan foto-foto (berlogo) ini adalah milik JurnalisTravel.com. Dilarang menyalin-tempel di situs lainnya atau keperluan publikasi cetak tanpa izin. Jika berminat bisa menghubungi jurnalistravel@gmail.com. Terima kasih atas bantuan Anda jika membagikan tautan.(REDAKSI)