NAGARI HARAU di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat terkenal memiliki banyak pesona alam yang menarik. Salah satu yang menonjol tentu saja batu-batu cadas raksasa dengan tebing-tebing yang curam. Lainnya adalah air terjun dan hutan tropis yang lembab.
Karena keindahan alamnya itu Harau menjadi objek wisata yang ramai dikunjungi. Namun kondisi itu juga ada dampak buruknya bagi kelestarian alam di sana. Pada 1980-an marak pencarian anggrek di hutan Harau untuk dijual, terutama kepada wisatawan. Hasil penjualan anggrek yang cukup menggiurkan waktu itu menjadi penarik perburuan tumbuhan alami tersebut.
Pengambilan anggrek alami yang cukup marak itu ternyata berdampak kepada habitat kupu-kupu yang dulu banyak di hutan Nagari Harau. Keindahan populasi kupu-kupu yang banyak nyaris menjadi kenangan.
Keindahan kupu-kupu dan anggrek di hutan Harau inilah yang ingin dikembalikan oleh Kelompok Sadar Wisata Dangau Saribu yang dikelola anak-anak muda Nagari Harau. Mereka membuat bibit dan kembali menanam anggrek di sekitar hutan. Mereka juga optimistis habitat kupu-kupu akan kembali banyak dan akan menarik minat wisatawan.
Terkait dengan anggrek dan kupu-kupu ini, Kelompok Sadar Wisata Dangau Saribu telah menyiapkan kegiatan wisata “Memancing Kupu-Kupu”. Jangan salah kira, ini bukan seperti memancing ikan yang tujuannya menangkap ikan.
Memancing kupu-kupu adalah kegiatan memanggil kupu-kupu dalam jumlah banyak ke suatu tempat dengan pakan tertentu agar pengunjung bisa menikmati didatangi kupu-kupu. Pengunjung tentu saja dilarang menangkap, apalagi membunuhnya. Pengunjung yang datang juga wajib membawa satu bibit bunga untuk pakan kupu-kupu.
Fido Yulianda, penggiat atraksi kupu-kupu dari Kelompok Sadar Wisata Dangau Saribu menyampaikan sudah ada beberapa pengunjung yang mulai membawa dan menanam langsung bibit bunga di hutan Harau. Di antaranya ada yang membawa bibit asoka, pagoda, dan nusa indah.
“Dengan banyaknya bunga sebagai pakan di hutan akan mengembalikan habitat kupu-kupu keasalnya,” kata Fido.
Fido menjelaskan meski kupu-kupu bukan satwa yang dilindungi, namun Kelompok Sadar Wisata Dangau Saribu ingin mengembalikan habitat kupu-kupu ke asalnya melalui atraksi wisata tersebut.
ANEKA PAKET WISATA
Ketua Kelompok Sadar Wisata Dangau Saribu Yandi mengatakan atraksi mancing kupu-kupu adalah program prioriotas kelompoknya.
“Karena ini berbasis alam dan keanekaragaman hayati, jadi harus dikembangkan bersama,” katanya, Selasa (7/3/2023).
Kelompok Sadar Wisata Dangau Saribu mengelola Desa Wisata Dangau Seribu. Desa yang berada di wilayah Nagari Harau, Kecamatan Harau ini terletak di pinggiran sebelah utara Negeri Tarantang dan Nagari Sarilamak yang juga di Kecamatan Harau.
Yandi menjelaskan daya tarik Dangau Seribu sebagai destinisasi wisata adalah wisata alam dan kearifan lokal yang masih terjaga.
“Di antara kearifan lokal yang masih terjaga adalah banyaknya dangau-dangau yang masih dihuni dan dirawat masyarakat yang digunakan untuk menjaga area persawahan,” katanya.
Memang, memancing kupu-kupu hanya salah satu paket yang ditawarkan. Selama wisatawan berada di desa itu, masih banyak paket menarik lain yang bisa dinikmati.
Pakat itu adalah penginapan rumah gadang di tengah sawah, atraksi kesenian tradisional, makan ateh pamatang (makan di atas pematang sawah), tour wisata dangau saribu, paket wisata padi, paket wisata baluik, cooking class, tracking, sentak lukah, menganyam resam, agrowisata, kuliner atau jajanan khas dangau seribu, dan fotografi. (Fajri)