TIGA orang gadis melompat tinggi menghadap ke Danau Sentani. Kedua kaki mereka ditekuk agar terlihat seakan melayang hendak terjun ke Danau. Teman lelaki mereka menangkap momen itu dengan kamera.
Mereka mengulang tiga kali agar hasil potretan memuaskan. Lalu mereka tertawa karena sangat suka.
Saya ingin sekali ikut melompat bersama mereka bertiga dan dipotretkan dengan kamera DSLR saya. Tetapi otak saya sedang berpikir plus-minus tentang rencana itu.
Plus, saya akan mendapatkan sebuah foto melompat dengan tiga orang gadis di Bukit Teletubbies, Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Foto itu akan saya unggah di Facebook, lalu saya mendapatkan "suka" dan "komentar" dari teman-teman.
Minus satu, saya membutuhkan waktu untuk mendekati ketiga gadis tersebut dengan teman lelakinya agar mereka mau dan tertarik untuk melompat bersama saya demi kepentingan saya.
Minus dua, saya memiliki waktu yang sangat sedikit, karena awan hitam menggantung di langit dan beberapa menit lagi hujan lebat akan turun sehingga saya harus segera menyelamatkan kamera dan pakaian saya sendiri.
Minus tiga, saya tidak memiliki smartphone (karena sedang rusak) dan hanya mengandalkan DSLR yang jika si pemuda mau memotretkan, belum tentu hasilnya akan memuaskan.
Minus empat, saya belum tentu sanggup melompot dengan baik seperti mereka bertiga, karena faktor "U".
Minus lima, jika pun saya berhasil difoto melompat bersama ketiga gadis, kemungkinan besar setelah saya memposting foto tersebut, teman-teman saya akan menganggap saya "kegenitan".
Menang telak, 5-1. Akhirnya niat untuk melompat saya batalkan. Setelah mereka selesai berfoto, saya meminta tolong kepada si pemuda untuk memotret saya sendiri membelakangi Danau Sentani dengan kamera DSLR saya.
Ia segera membantu saya setelah saya beri petunjuk cara menekan tombol. Benar juga, hasilnya tidak maksimal dengan memakai Auto. Lampu kamera hidup otomatis dan tidak mampu menjangkau saya. Awan benar-benar telah hitam, meskipun baru pukul 15:33 WIT.
Tetapi saya cukup puas berada di sini. Bukit Teletubbies yang terletak di pinggir Danau Sentani dan dekat Jalan Raya Waibu Genyem di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura sangat terkenal di Papua.
Anda tentu tidak terlalu kaget dengan nama "Bukit Teletubbies". Cukup banyak provinsi di Indonesia memiliki objek wisata bernama "Bukit Teletubbies". Cirinya adalah bukit yang hanya memiliki padang rumput, mirip lokasi film serial televisi anak-anak asal Inggris yang booming di Indonesia pada era 2000-an, "Teletubbies".
Nah, di Doyo Lama ini bukit dengan ciri seperti ini banyak mengitari Danau Sentani. Dari atasnya mata kita leluasa menikmati pemandangan lepas ke danau.
Kebetulan saya datang bersama teman-teman pada hari Minggu siang ke Doyo Lama untuk melihat kawasan "Megalitik Tutari". Melihat Tutari harus mendaki perbukitan yang cukup melelahkan. Sedangkan jarak dari gerbang Megalitik Tutari ke jalan menuju Bukit Teletubbies hanya sekitar 200 meter.
Karena langit mendung dan hujan akan segera turun, ditambah tubuh yang capek, kawan-kawan saya tidak lagi berminat ketika diajak ke Bukit Teletubbies. Karena itu saya sendirian setengah berlari menuju bukit tersebut.
Pengunjung masih banyak. Meski sebagian besar mereka turun, namun masih ada yang naik. Jalan setapak yang terjal cukup membuat capek dan ngos-ngosan. Pengunjung ada yang merangkak, ditarik, dan anak-anak digendong.
Sampai di puncak terlihat sebuah salib putih dari kayu dan sebuah tong sampah yang penuh botol bekas air minum dan bungkus makanan ringan. Puncak bukit itu tidak luas. Namun, wow.... pemandangannya ke arah Danau Sentani dan perbukitannya yang hijau oleh rumput sungguh mempesona.
Inilah panorama yang diidamkan para pengunjung di Bukit Teletubbies. Jika memiliki waktu yang lebih, pengunjung bisa melanjutkan berjalan kaki ke bukit lainnya untuk mendapatkan pemandangan yang berbeda.
Tanpa karcis masuk, siapapun bisa menikmati panorama Bukit Teletubbies Danau Sentani yang asyik ini. Modalnya hanya berani mendaki bukit yang terjal. (Syofiardi Bachyul Jb/ JurnalisTravel.com)