BUKAN kabar baru, dari dulu penduduk Indonesia pengkonsumsi gandum cukup tinggi di dunia. Meski mengkonsumsi gandum yang cukup tinggi, ternyata semua gandum diimpor dari negara lain.
Yap, itu karena gandum tumbuh di dataran tinggi yang suhunya cukup dingin, sedangkan Indonesia negara tropis.
Alhasil, jangan heran jika setiap tahun impor gandum Indonesia terus menanjak, seiring makin makmurnya rakyat dan makin bertambahnya penduduk.
Departemen Pertanian Amerika Serikat memperkirakan, impor gandum Indonesia pada 2017 mencapai 8,10 juta ton atau naik sekitar 8 persen dari 2016 dengan impor 7,48 juta ton.
Dengan impor sebanyak itu, Indonesia merupakan importir gandum terbesar nomor dua di dunia setelah Mesir yang diperkirakan impornya 11,50 juta ton.
Waduh, apa nggak ada upaya pemerintah atau kalangan lain untuk mencoba menanam gandum di Indonesia. Dan itu mungkin apa nggak ya?
Sangat mungkin. Upaya itu ada dan berhasil. Buktinya, JurnalisTravel.com akan membawa Anda mengunjungi ladang gandum di dataran tinggi Sumatera Barat. Tepatnya di Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok.
Panennya sudah berkali-kali dan hasilnya sudah dibuat roti dan bubur gandum yang enak sekali. Tapi produksi gandum ini belum dijual bebas, karena ladang gandum ini masih berstatus proyek penelitian yang dilakukan Fakultas Pertanian Universitas Andalas (Unand), Padang.
Karena masih tahap penelitian itu pula luas ladangnya fluktuatif. Pernah 3 hektare dan kadang kurang dari satu hektare.
Pada 2011 Universitas Andalas mengembangkan penelitian gandum bekerja sama dengan OSIVO, perusahaan benih dari Republik Slowakia. Benih gandum dari Slovakia yang beriklim subtropis ini ternyata bisa tumbuh dengan baik di daerah tropis ketinggian 1.620 mdpl ini.
Profesor Irfan Suliansyah, ketua Tim Gandum Universitas Andalas mengatakan, penanaman gandum di Indonesia cukup berpotensi karena bisa berproduksi 3 hingga 5 ton per hektare. Memang di bawah produksi di negara asalnya yang bisa panen 8 ton per hektare.
“Penelitian pengembangan gandum lokal ini sangat penting, karena Indonesia sudah menjadi pengimpor gandum terbesar di Asia Tenggara,” katanya.
Tanaman gandum siap dipanen dalam waktu tiga bulan. Hasil panen gandum di ladang Alahan Panjang ini sebagian dijadikan bibit dan sebagian biji diolah untuk roti dan bubur gandum.
Saya berkunjung ke sana pertengahan 2016 bersama Profesor Irfan. Saya diajak melihat ladang gandumnya dan ikut memanennya.
Dataran tinggi Alahan Panjang, sekitar 60 km dari Kota Padang, dari dulu memang terkenal sebagai pemasok sayuran untuk Sumatera Barat, daerah pertanian yang subur. Daerah ini terletak antara dua danau yang dijuluki Danau Kembar, yaitu Danau Diatas dan Danau Dibawah.
Kami datang pagi hari. Kabut masih mengambang tebal menutupi ladang-ladang dan permukaan danau. Udara pagi terasa dingin. Warga yang keluar rumah menggunakan baju tebal dan berselempang sarung.
Di ladang gandum sudah banyak mahasiswa Unand yang sedang panen. Ladang gandumnya subur dengan bulir-bulir gandum yang mirip padi. Di dalamnya ada butiran biji gandum bulat berwarna coklat mengkilat.
Saya ikut juga memanen beberapa batang. Gandum ini harus diolah dulu dengan mesin khusus, baru bisa diolah sebagai biji gandum dan tepung gandum.
Usai panen saya disuguhi bubur gandum yang enak.Terbuat dari biji gandum yang direbus dengan gula aren dan diguyuri santan kental. Enak sekali, serat gandumnya terasa.
Selain diolah menjadi bubur, gandum dari Alahan Panjang ini juga diolah menjadi tepung gandum yang kaya serat. Roti dari tepung gandum ini juga terasa kasar dan berserat. Sehat dan bergizi.
Ladang gandum Alahan Panjang ini sebenarnya tidak satu-satunya di Indonesia. Juga ada di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur dan di Sulawesi. Namun juga masih dalam skala kecil dan untuk penelitian. (Febrianti/JurnalisTravel.com)
CATATAN: Tulisan dan foto-foto (berlogo) ini adalah milik JurnalisTravel.com. Dilarang menyalin-tempel di situs lainnya atau keperluan publikasi cetak tanpa izin. Jika berminat bisa menghubungi jurnalistravel@gmail.com. Terima kasih atas bantuan Anda jika membagikan tautan.(REDAKSI)