Bekas Kerajaan Dharmasraya dan Kisah Dua Arca Bhairawa

Bekas Kerajaan Dharmasraya dan Kisah Dua Arca Bhairawa

Kompleks Candi Padang Roco di Dharmasraya. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/ JurnalisTravel.com)

Lampiran Gambar

Kompleks Candi Padang Roco di Dharmasraya. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/ JurnalisTravel.com)

TAK BANYAK orang yang tahu dengan Kerajaan Dharmasraya, seperti juga bekas kerajaan itu sekarang.

Lampiran Gambar

Arca Bhairawa yang ditemukan di Padang Roco, Dharmasraya yang sekarang menjadikoleksi arca terbesar di Museum Nasional, Jakarta. (Foto: Wikipedia)

Tapi ketika orang diingatkan tentang Arca Bhairawa, Arca Amoghapasa, dan Ekspedisi Pamalayu yang terjadi pada 1294, orang tentu akan cepat ingat, karena menjadi tonggak sejarah masa lampau Nusantara yang dipelajari di sekolah menengah.

Arca Bhairawa terkenal karena arca paling besar yang pernah ditemukan di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.

Arca setinggi 4,41 meter dan berat 4 ton itu tak hanya terkenal karena paling besar, tapi juga sosok patung berwajah bengis dengan pisau dan mangkok di tangan, menginjak tubuh dan tengkorak manusia. Kini arca yang disebut penggambaran sosok Raja Adityawarman itu tersimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta.

Arca Amoghapasa juga kini tersimpan di Museum Nasional. Arca setinggi 163 cm ini menggambarkan seorang perempuan perwujudan Lokeswara.

Arca ini terkenal karena alasnya dibubuhi pahatan tulisan penting yang menyebutkan arca ini dikirim  Kartanegara, Raja Singasari di Jawa pada tahun 1292 sebagai tanda persahabatan kepada raja Malayu Dharmasraya waktu itu, Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa.

Lampiran Gambar

Arca Amoghapasa yang sekarang tersimpan di Museum Nasional ditemukan dekat Candi Rambatan, Dharmasraya. (Foto: Wikipedia)

Arca ini dikirim melalui Ekspedisi Pamalayu yang dipimpin empat pejabat Singasari, seorang di antaranya Rakryan Adwyabrahma yang merupakan ayah kandung Adityawarman dari ibu Dara Jingga, seorang putri Malayu yang dikirim bersama Dara Petak ketika rombongan Pamalayu kembali ke Singasari pada 1294.

Dara Petak sendiri menjadi permaisuri Raden Wijaya, Raja Majapahit pertama setelah Singasari hancur. Ia kemudian bergelar Indraswari.

Lokasi bekas pusat Kerajaan Dharmasraya yang terkenal itu di Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatra Barat. Sitiung terletak 233 km di bagian Timur dari Kota Padang, ibukota Sumatera Barat. Daerah ini berbatasan dengan Provinsi Jambi.

Lokasi kerajaan ini di pinggir Sungai Batanghari yang lebar dan dalam dengan air yang coklat. Ini termasuk hulu Batanghari yang meliuk sekitar 600 km menuju muara Kota Jambi di Timur Sumatera.

Halaman:

Dapatkan update terkini Jurnalistravel.com melalui Google News.

Baca Juga

Mengangkat Kemegahan Dharmasraya
Mengangkat Kemegahan Dharmasraya
Peninggalan Era Kolonial di Pulau-Pulau Kecil Sumatera Barat
Peninggalan Era Kolonial di Pulau-Pulau Kecil Sumatera Barat
Melompat ke Masa Lalu di Pulau Cingkuak
Melompat ke Masa Lalu di Pulau Cingkuak
Seperti Apa Rumah Kelahiran Tan Malaka?
Seperti Apa Rumah Kelahiran Tan Malaka?
Sepenggal Kisah Cinta Soekarno di Bengkulu
Sepenggal Kisah Cinta Soekarno di Bengkulu
Deretan Rumah Gadang Tua di Padang Ranah
Deretan Rumah Gadang Tua di Padang Ranah