Seperti Apa Rumah Kelahiran Tan Malaka?

Seperti Apa Rumah Kelahiran Tan Malaka?

Keluarga Tan Malaka di rumah gadang tokoh revolusioner tersebut di Pandan Gadang, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat pada 2015. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

KAMPUNG TAN SEPERTI SORGA

Dari Payakumbuh, kami melewati Jalan Tan Malaka, salah satu jalan utama di Kota Payakumbuh arah ke luar kota. Jalan raya ini terbentang sepanjang 48 kilometer dari Pusat Kota Payakumbuh hingga ke Koto Tinggi di Kabupaten Limapuluh Kota. Jalan dengan aspal mulus ini akan melewati rumah Tan Malaka di Pandan Gadang.

Peresmian Museum dan Perpustakaan Tan Malaka 2008. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Peresmian Museum dan Perpustakaan Tan Malaka 2008. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Keluar dari Kota Payakumbuh, pemandangan pedalaman Ranah Minang yang asri mulai terhampar di depan mata. Roger Tol tak berhenti berdecak kagum. Pemandangan yang kami lewati memang amat menawan. Lembah dengan sawah yang menghijau terbentang di kaki bukit, dipagari pohon-pohon kelapa. Di belakangnya berlapis-lapis bukit hijau dan biru menjadi latar yang indah ditambah dengan langit berawan putih di atasnya.

“Ini seperti sorga, kenapa Tan Malaka meninggalkan tempat seindah ini?“ kata Roger Tol kepada Harry.

Harry tersenyum memandang ke luar jendela.

“Dia kan harus pergi merantau,” jawabnya.

Sampai di Pandan Gadang kami disambut keluarga besar Tan Malaka yang mengenakan pakaian adat. Henri, seorang keluarga keturunan Tan Malaka dari garis ibu, kini mewarisi gelar Datuk Tan Malaka yang menambah panjang namanya menjadi Henri Datuk Tan Malaka. Ia mengenakan pakaian datuk berwarna kuning terang.

Tan Malaka berdiri dalam pigura di dinding menghadap tamu yang dihidangkan makanan oleh keluarganya. (Foto: Febrianti/ JurnalisTravel.com)

Tan Malaka berdiri dalam pigura di dinding menghadap tamu yang dihidangkan makanan oleh keluarganya. (Foto: Febrianti/ JurnalisTravel.com)

Rumah Tan Malaka hanya sekitar 100 meter menuruni jalan setapak dari jalan raya. Ada rumah adat minang bergonjong dan tua. Di bagian depan teras tertulis “Tan Malaka”. Rumah itu adalah rumah adat Tan Malaka yang dihuni turun-temurun oleh keluarganya dari pihak ibu, sesuai garis keturunan materilineal di Minangkabau.

Rumah ini terletak di lembah yang subur. Suasana amat tenang, hanya suara air yang mengaliri sawah yang terdengar. Di tepi sawah dan diapit puluhan pohon kelapa yang tinggi, terpencil dari rumah lainnya. Di depan rumah terdapat 11 kolam ikan yang ditumbuhi teratai, dan berair jernih. Di depan rumah menjulang bukit yang hijau ditumbuhi pohon dan perdu.

Untuk memperingati kematian Tan Malaka, keluarga besarnya menggelar tahlilan selama satu jam. Keluarga besar Tan Malaka, KITLV, dan Pusbitdem (Pusat Studi Penerbit dan Pustaka Demokrasi) menggelar acara ini tanpa bantuan pemerintah. Sehari sebelumnya, mereka juga menggelar seminar di Bukittinggi tentang Tan Malaka.

Koleksi piringan hitam Tan Malaka di rumah gadangnya. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Koleksi piringan hitam Tan Malaka di rumah gadangnya. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

“Kita mencoba menanam benih, mudah-mudahan ini tumbuh besar,” kata Asmun A Sjueib, ketua panitia.

Diawali pantun petatah-petitih Minangkabau dan irama talempong, museum sederhana itu diresmikan Direktur Nilai Sejarah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Magdalia Alfian.

Halaman:

Dapatkan update terkini Jurnalistravel.com melalui Google News.

Baca Juga

Bekas Kerajaan Dharmasraya dan Kisah Dua Arca Bhairawa
Bekas Kerajaan Dharmasraya dan Kisah Dua Arca Bhairawa
Peninggalan Era Kolonial di Pulau-Pulau Kecil Sumatera Barat
Peninggalan Era Kolonial di Pulau-Pulau Kecil Sumatera Barat
Melompat ke Masa Lalu di Pulau Cingkuak
Melompat ke Masa Lalu di Pulau Cingkuak
Sepenggal Kisah Cinta Soekarno di Bengkulu
Sepenggal Kisah Cinta Soekarno di Bengkulu
Deretan Rumah Gadang Tua di Padang Ranah
Deretan Rumah Gadang Tua di Padang Ranah
Menelusuri Keunikan Kota Tambang Sawahlunto
Menelusuri Keunikan Kota Tambang Sawahlunto