MUSEUM? Apa yang terbayang di benak kita begitu mendengar kata museum? Benda-benda kuno, kusam, berdebu, suasana yang spooky, lokasi yang sepi, hal-hal yang membosankan. Saya yakin bayangan-bayangan itu ada di kepala. Tidak salah sih kalau Anda berpikiran demikian, karena memang selama ini image museum yah seperti itulah.
Apalagi di Indonesia. Bukannya mengecilkan nilai sejarahnya, tetapi coba deh kunjungi salah satu museum di Jakarta seperti yang dilakukan teman saya Ailsa yang menemukan wayang bulukan.
Back to topic, berkunjung ke museum yang satu ini saya jamin membuat Anda tidak akan bosan dan pasti akan mengubah mind set Anda tentang museum.
Museum yang terletak di Jl. Oro-oro Ombo No. 9 Batu ini menawarkan sebuah konsep berbeda dari museum lainnya. Museum ini masih berada dalam area tempat wisata Jawa Timur Park 2 yang merupakan pengembangan dari Jawa Timur Park 1. Hebatnya lagi museum satwa ini diklaim sebagai museum satwa terlengkap dan terbesar se-Asia Tenggara.
Museum satwa tepat bersebelahan dengan Batu Secret Zoo. Nampak jelas dari kejauhan bangunan megah berwarna putih dengan desain arsitektur ala romawi, diapit dua patung gajah raksasa, sungguh mengagumkan.
Museum ini buka pukul 10 pagi hingga 6 malam. Tiket yang dikenakan kepada pengunjung satu paket dengan Batu Secret Zoo Rp40.000 weekday dan Rp50.000 saat weekend. Untuk masuk ke museum, pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam, supaya kebersihannya tetap terjaga.
Begitu memasuki ruangan museum kita akan disambut dengan replika kerangka hewan purba raksasa prasejarah yaitu T-Rex. Saya langsung heboh sendiri (norak) berkali-kali berfoto di depan replika makhluk carnivora raksasa zaman purba itu. Sekilas interior museum satwa ini mengingatkan kita pada National History Museum di luar negeri, hanya saja ini khusus hewan. Mirip yang di film “Night at the Museum”.
Ada ratusan diorama satwa dari seluruh negara di belahan dunia seperti Eropa, Afrika, Amerika, Cina, dan Antartika. Hewan-hewan itu ditata apik seolah-olah masih hidup di habitat asalnya. Mulai dari hewan yang hidup di sabana, di gurun hingga yang hidup di antartika.
Pada bagian ini saya terkagum-kagum dengan diorama kumpulan singa yang menyergap seekor zebra dan juga diorama beruang kutub keren banget yah.
Bagian selanjutnya dari museum ini adalah insektarium berisi 5.000 jenis serangga dari berbagai penjuru dunia antara lain dari Peru, Papua Nugini, Kolumbia, Malaysia, Pulau Madagaskar, dan berjenis-jenis serangga dari berbagai wilayah di Indonesia.
Kebetulan adik saya punya peliharaan yang aneh, yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Ia mendapatkan hewan itu dari seseorang ketika sedang berkunjung ke sebuah desa. Nah, adikku selama ini bingung hewan itu apa namanya dan dari mana. Iseng-iseng mencari di bagian serangga di museum satwa ini. Gotcha! Dapat juga namanya, yaitu Eurcynema versinubra, habitat asalnya dari gunung Ijen.
Kehidupan dunia air juga tak luput disajikan di musium ini, baik air tawar seperti sungai, danau, rawa, maupun air laut. Ada pula bagian khusus dari museum yang menampilkan fosil-fosil hewan purba raksasa seperti gajah purba (mammoth), hiu purba, dan buaya purba. Namanya juga hewan purba, replikanya pun ukurannya raksasa.
Dengan memadukan unsur edukasi, hiburan, dan kesenian membuat semua bagian dari museum ini tidak membosankan sama sekali. Anda sekeluarga akan betah berlama-lama berada di sini. Serasa menjelajah ke seluruh dunia. Tertarik mencoba? (Budi Rahayu & Eddy Je Soetopo/JurnalisTravel.com)
CATATAN: Tulisan dan foto-foto (berlogo) ini adalah milik JurnalisTravel.com. Dilarang menyalin-tempel di situs lainnya atau keperluan publikasi cetak tanpa izin. Jika berminat bisa menghubungi jurnalistravel@gmail.com. Terima kasih atas bantuan Anda jika membagikan tautan.(REDAKSI)