SELAMA ini di Indonesia kebun apel hanya dikenal di Malang, Jawa Timur. Kemudian berkembang di daerah lain di sekitarnya. Belum dikenal ada kebun apel di Pulau Sumatera.
Kini sebuah kebun apel muncul di Provinsi Sumatera Barat. Dengan luas 1 hektare berisi 800 batang pohon, buah apel jenis apel malang yang segar menghiasinya. Pemiliknya pun sudah beberapa kali panen. Pedagang pun datang ke sana untuk membeli.
Kebun ini terletak Jorong Koto Tinggi, Nagari Surian, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok. Letaknya sekitar 35 km dari Danau Kembar (Danau Diatas dan Danau Dibawah) arah Muara Labuh. Lokasi kebun di ketinggian 1.400 mdpl sangat mendukung suburnya kebun apel ini.
Saya mengetahui pertama kali adanya kebun apel Surian ini ketika seorang kenalan, Edra Nofid, ketua Kelompok Gabungan Kelompok Tani Surian memperlihatkan foto di smartphone-nya. Waktu itu kami, saya dan kawan-kawan, sedang di Danau Kembar.
Penasaran dengan kebun apel yang pertama kali dalam sejarah Sumatera Barat tersebut, akhirnya kami berkunjung ke sana. Waktu itu sore dan hujan rinai.
Menyusuri jalan yang mendaki di dataran tinggi Nagari Surian yang subur dengan banyak pohon alpukat, jeruk, dan aren. Juga bayak tumbuh pohon kayu manis, kopi arabika, dan tentu saja pohon surian.
Turun dari mobil, Edra Novid membawa kami melewati pematang sawah dan tiba di kebun apel milik Kusmaji Prasetyo temannya anggota Kelompok Tani Tanjung Harapan.
Di kebun itu terlihat pohon apel yang subur dan tidak terlalu tinggi. Sayang kami datang mendadak dan bukan waktu yang tepat. Buah apel usai dipanen ternyata, yang tinggal hanya buah-buah kecil yang belum ranum dan belum siap petik. Tapi itu membuktikan pohon apelnya memang menghasilkan buah apel.
Lumayan, kami bisa melihat pohon apel untuk pertama kalinya di Pulau Sumatera.
Kusmaji Prasetyo adalah pria Malang yang merantau ke Surian dan menikah dengan gadis Surian. Sebelumnya ia petani kopi dan sayuran. Tiga tahun silam ia mencoba menanam apel setelah pulang kampung ke Malang dan membawa bibit.
Ternyata ia sukses. Kini ia bermimpi membuat agrowisata kebun apel di Surian.
“Awalnya saya coba menanam beberapa batang bibit apel yang dibawa dari Malang, ternyatar bisa tumbuh, lalu saya kembangkan stek batangnya, dan berkembang seperti sekarang,” katanya.
Jenis apel yang ia budidayakan adalah varietas Manalagi, Anna, dan Rome beauty.
“Kami sudah dua kali panen dan hasilnya banyak, satu pohon apel jenis Manalagi bisa menghasilkan 14 kilogram, Anna rata-rata 11 kilogram per batang, dan apel Rome beauty bisa 12 kilogram per batag,” kata Kusmaji.
Saat ini ia dan kelompok taninya semakin giat berkebun apel. Bibit-bibit apel siap dikembangkan untuk membuat kebun apel yang lebih luas di Surian.
“Nanti apelnya ingin saya namakan Apace, singkatan dari Apel Pantai Cermin,” katanya bersemangat.
Pulangnya kami mampir ke rumah Kusmaji, tak jauh dari kebun apel melewati pematang sawah yang menurun. Pemandangan kampung yang indah, sawah yang dikelilingi perbukitan.
Ia dan dan istrinya tinggal di rumah tua yang antik. Kami disuguhi teh manis yang enak. (Febrianti/JurnalisTravel.com)
CATATAN: Tulisan dan foto-foto (berlogo) ini adalah milik JurnalisTravel.com. Dilarang menyalin-tempel di situs lainnya atau keperluan publikasi cetak tanpa izin. Jika berminat bisa menghubungi jurnalistravel@gmail.com. Terima kasih atas bantuan Anda jika membagikan tautan.(REDAKSI)