BERUANG HOBI BERCANDA
“Awalnya ide saya agar Kalaweit membeli hutan ditolak Chanee sampai empat kali, katanya mimpi kamu mau beli lahan lagi, tapi saya katakan, di hutan itu dari dalam 10 x 10 meter persegi terdapat 50 batang pohon, kalau berhasil mendapatkan 200 hektare berarti Kalaweit sudah menyelamatkan 1 juta pohon beserta satwanya,” kata Asferi.
Akhirnya Chanee setuju dan mengajukan proposal ke donor untuk program penyelamatan hutan dengan membeli hutan di sekeliling Kalawet.
Tak disangka, ternyata banyak donator yang bersedia menyumbang untuk tambahan pembelian lahan untuk konservasi.
Pada 2013 akhirnya Kalaweit punya 208,4 hektare hutan di Supayang yang berbatasan dengan anak sungai. Di areal 8 hektare untuk tempat rehabilitasi Kalaweit memiliki 10 kandang karantina, 55 kandang rehabilitasi, pos untuk staf, dan klinik hewan.
Kami kembali ke posko dan sebelumnya, saya diajak melihat beruang. Ada 4 ekor beruang madu dalam kandang yang luas dari beton setinggi 1,5 meter. Di dalamnya sebenarnya banyak pohon, tetapi sudah mati karena habis dicakar dan ditumbangkan keempat beruang madu di dalamnya. Untuk melihatnya saya naik ke tunggul pohon dan melihat ke dalam.
Tak disangka, di depan saya hanya berjarak dua meter seekor beruang dewasa juga sedang menatap saya yang langsung membuat saya terkejut dan mundur. Takut beruangnya melompat atau mencakar.
“Tenang, beruangnya memang hobi bercanda, lagi pula pagarnya ada kawat listrik, jadi mereka tidak berani lebih dekat,” kata Andre.
Di atas pagar memang terlihat kawat yang dialiri listrik tenaga surya. Tetapi listrik itu tidak mematikan, hanya membuat yang menyentuhnya kaget atau terjengkang ke belakang.
Walaupun fokus pada rehabilitasi siamang dan owa, namun satwa lain juga seperti beruang madu serta lutung dan monyet juga ditampung karena dititipkan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam). Begitu juga semua Siamang dan Owa yang ada di sini adalah titipan BKSDA. Suatu saat, mereka akan dilepasliarkan ke hutan.
Primata ini memang terancam kelestraiannya. Saat ini habitat siamang dan owa menurun sangat drastis, karena pembukaan lahan hutan, kebakaran dan juga perburuan untuk peliharaan. Diyakini dalam 20 tahun terakhir hanya tersisa 40 persen siamang di alam, jika tidak diambil langkah perlindungan.
Kami kembali ke posko yang sudah diterangi lampu dari listik tenaga diesel. Malam cepat datang karena listrik hanya sebentar dinyalakan. (Febrianti/ JurnalisTravel.com)
Tulisan dan foto-foto ini adalah hak milik JurnalisTravel.com dan dilarang mengambil atau menyalin-tempel di situs lainnya atau keperluan publikasi cetak di media lain tanpa izin. Jika Anda berminat pada tulisan dan foto bisa menghubungi redaksi@jurnalistravel.com untuk keterangan lebih lanjut. Kami sangat berterima kasih jika Anda menyukai tulisan dan foto untuk diketahui orang lain dengan menyebarkan tautan (link) ke situs ini. Kutipan paling banyak dua paragraf untuk pengantar tautan kami perbolehkan. (REDAKSI)